2017 has
been a great year for horror movies in Indonesia. Buktinya ada 4 judul film horror di
daftar Top 10 film Indonesia terlaris 2017 yang berhasil menembus angka 1 juta
penonton. Bahkan 3 diantaranya menembus lebih dari 2 juta penonton. Bukti
lainnya adalah selalu ada film horror lokal yang tayang setiap minggu nya mulai
awal September sampai dengan pertengahan Oktober. Ya, genre horror benar-benar
telah bangkit kembali. Persaingan pun dimulai, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Karena apalah arti sebuah film jika hanya fokus di segi kuantitas dan
melupakan kualitas. Ditengah banyaknya film horror yang bermunculan di bioskop
tanah air, tidak banyak yang terlalu memperdulikan segi kualitas. Walaupun film
horror saat ini jauh lebih baik dari film horror yang muncul di era 2009-2012 yang
sangat mengeksploitasi bagian tubuh sang aktor perempuan atau dengan
lawakan-lawakan garing nya, masih sedikit film horror yang bisa “menghantui”
ataupun layak disebut “seram”. Bahkan
film dengan budget lebih dari 5 milyar rupiah pun belum tentu bisa memberikan
efek kengerian yang diharapkan penonton.
Hingga
muncullah film PENGABDI SETAN, sebuah remake dari film berjudul sama yang rilis
pada tahun 1982 silam. Film ini disutradarai oleh Joko Anwar, seorang sutradara
kenamaan bangsa yang dikenal dengan film-filmnya yang cukup idealis. Sebut saja
contohnya Kala dan Pintu Terlarang. Kala yang merupakan film bergenre noir
pertama di Indonesia, sedangkan Pintu Terlarang yang merupakan film adaptasi dari
novel berjudul sama bergenre psychological thriller karangan Sekar Ayu Asmara.
Pintu Terlarang sendiri adalah film Indonesia favorit saya sepanjang masa.
Kedua film tersebut bisa dibilang idealis karena tergolong “nyentrik” dan cukup
nekat. Karena pada jamannya penonton Indonesia belum terbiasa dengan genre
seperti itu, alhasil kedua film tersebut flop di pasaran. Meskipun flop, kedua
film tersebut sangat dipuji-puji oleh kritikus dan mempunyai penggemar
tersendiri di kalangan tertentu. Kali ini Joko Anwar merilis PENGABDI SETAN, debut
horror dan film komersil pertama dari beliau. Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat ulang sebuah film adalah filmnya harus lives up to the hype
dengan film aslinya. Jangan sampai malah mengurangi kualitas yang telah dibangun
oleh film aslinya. Apalagi film aslinya dicap sebagai film horror Indonesia terseram oleh
majalah Rolling Stone Indonesia. Sangatlah mengecewakan apabila kualitas film
remake nya lebih rendah daripada film original nya.
Di remake
PENGABDI SETAN ini, menceritakan sebuah keluarga beranak empat dengan ibunya
yang sudah sakit parah selama lebih dari 3 tahun. Keluarga ini pun jatuh
miskin dan harus pindah ke rumah sang nenek yang berada di desa. Sang Ibu pun
meninggal dunia. Bapak dari keempat anak tersebut harus pergi ke luar kota
untuk mencari nafkah, meninggalkan empat anaknya bersama sang nenek. Setelah kepergian
sang ayah, mulai banyak kejadian di rumah tersebut. Mulai dari suara-suara aneh
hingga penampakan yang berwujud sang Ibu.
Di film ini Joko
Anwar menggunakan pendekatan atmospheric horror, yang katanya tidak
mengandalkan jumpscare, but it gets to your skin. Benar saja, beberapa
jumpscare memang predictable karena memang fokus utamanya bukan di jumpscare.
Tapi dalam build-up nya penonton dibuat merinding menantikan apa yang akan
muncul selanjutnya. Bahkan jika pun penonton sudah tau apa yang akan muncul
selanjutnya, tetap akan dibuat penasaran karena eksekusi nya yang tidak
main-main. Selipan komedi yang dimasukkan juga cukup fresh. Tidak receh, tidak
garing, tapi klop. Sangat pas buat penonton yang ingin mengambil nafas setelah
dibuat sport jantung. Cerita keluarga yang dibangun pun cukup solid. Penonton
dibuat peduli dan ikut merasakan emosional dengan berbagai kejadian yang
menimpa keluarga ini. Tentunya bukan hanya faktor cerita saja yang membuat
penonton ikut merasa peduli dengan situasi keluarga. Tetapi peran aktor juga sangat
dibutuhkan dalam membangun karakter yang likeable dan bisa mengeluarkan rasa
empati penonton. Salah satu faktor lain yang membuat remake PENGABDI SETAN ini
memorable adalah karena Joko Anwar bisa membuat benda-benda di dalam film menjadi
sangat ikonik. Beberapa diantaranya ada ibu, lonceng, sisir, radio, telur
dadar, View-Master, sumur, payung, hingga biji saga. Benda-benda tersebut
dimanfaatkan dengan sangat baik hingga para penonton pun jika mendengar salah
satu nama benda tersebut langsung ingat bahwa benda itu ada di dalam film ini.
Last words,
PENGABDI SETAN memang bukan film terseram yang pernah saya tonton. Tapi film
ini telah membuat standar baru bagi genre horror di Indonesia. Jika ada yang
mau membuat film horror Indonesia yang bagus, harus bisa lebih seram dari ini. Puncak
dari standar film horror Indonesia.